1.
Kata etika
berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos, yang berrarti watak, tingkah
laku seseorang. Dengan demikian etika berkaitan dengan kelakuan manusia. Akan
tetapi kita perlu mengetahui bahwa etika tidak sama dengan moral atau
moralitas.
Moralitas adalah
sistem nilai mengenai bagaimana manusia harus hidup secara baik sebagai
manusia. RF. Atkinson bahkan mendefinisikannya sebagai kumpulan keyakinan yang
berlangsung dalam suatu masyarakat mengenai karakter dan perilaku, mengenai apa
yang harus dilakukan oleh masyarakat atau mengenai tindakan yang harus dibuat
untuk menjadi orang yang baik.
Jenis-jenis
etika
a) Etika filosofis
Etika filosofis adalah etika yang
dipandang dari sudut filsafat. Kata filosofis sendiri berasal dari kata “philosophis” yang asalnya dari bahasa
Yunani yakni: “philos” yang
berarti cinta, dan “sophia” yang
berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Etika filosofis adalah etika yang
menguraikan pokok-pokok etika atau moral menurut pandangan filsafat. Dalam
filsafat yang diuraikan terbatas pada baik-buruk, masalah hak-kewajiban, maslah
nilai-nilai moral secara mendasar. Disini ditinjau hubungan antara moral dan
kemanusiaan secraa mendalam dengan menggunakan rasio sebagai dasar untuk
menganalisa.
b) Etika teologis
Etika teologis adalah etika yang
mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan ajaran-ajaran agama. Etika
ini memandang semua perbuatan moral sebagai:
- Perbuatan-perbuatan yang mewujudkan kehendak Tuhan ataub sesuai dengan kehendak Tuhan.
- Perbuatan-perbuatan sbegai perwujudan cinta kasih kepada Tuhan
- Perbuatan-perbuatan sebagai penyerahan diri kepada Tuhan.
Orang beragama mempunyai keyakinan
bahwa tidak mungkin moral itu dibangun tanpa agama atau tanpa menjalankan
ajaran-ajaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Sumber pengetahuan dan
kebenaran etika ini adalah kitab suci.
c) Etika sosiologis
Etika sosiologis berbeda dengan dua
etika sebelumnya. Etika ini menitik beratkan pada keselamatan ataupun
kesejahteraan hidup bermasyarakat. Etika sosiologis memandang etika sebagai
alat mencapai keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan hidup bermasyarakat.
Jadi etika sosiologis lebih menyibukkan diri dengan pembicaraan tentang
bagaimana seharusnya seseorang menjalankan hidupnya dalam hubungannya dengan
masyarakat.
d) Etika Diskriptif dan Etika Normatif
Dalam kaitan dengan nilai dan norma
yang digumuli dalam etika ditemukan dua macam etika, yaitu :
1. Etika Diskriptif
Etika ini berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam
kehidupan sebagai sesuatu yang bernilai. Etika ini berbicara tentang kenyataan
sebagaimana adanya tentang nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakjta
yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit. Dengan demikian etika ini
berbicara tentang realitas penghayatan nilau, namun tidak menilai. Etika ini
hanya memaparkab, karenyanya dikatakan bersifat diskriptif.
2. Etika Normatif
Etika ini berusaha untuk menetapkan sikap dan pola
perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam bertindak. Jadi
etika ini berbicara tentang norma-norma yang menuntun perilaku manusia serta
memberi penilaian dan hiambauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana
seharusnya Dengan. Demikian etika normatif memberikan petunjuk secara jelas
bagaimana manusia harus hidup secara baik dan menghindari diri dari yang jelek.
2. Dampak Negatif dari munculnya Teknologi Informasi terhadap
masyarakat adalah:
1. Munculnya para penipu yang
memanfaatkan internet.
2. Munculnya budaya plagiarisme.
3. Dengan mudahnya informasi di
cetak ulang tanpa izin dari pemberi informasi atau tanpa menulis sumbernya. hal
ini udah biasa kita sebut ‘copast’ copy paste.
4. Munculnya pornografi/konten
konten dewasa.
5. Munculnya pencurian dengan
mengambil/menghack.
6. Mungkin ini merupakan kesenangan
atau kelebihan ilmu si pencuri namun tetap saja pencurian itu tidak dibenarkan.
7. Dengan semakin mudahnya
berbelanja lewat internet kita dapat meningkatkan budaya konsumsi yang
menimbulkan sifat boros dan tentu berefek tidak baik untuk kantong.
8. Mengurangi sifat sosial manusia
karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu
langsung.
9. Dari perubahan sifat sosial
tersebut mengakibatkan pola perubahan pada interaksi.
10. Meluasnya perjudian.
11. Dengan jaringan yang tersedia
penjudi tidak perlu ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya.
3.Kode etik profesi di butuhkan
karena adalah pedoman
sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah
lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang
teguh oleh seluruh kelompok itu.
Ada tiga hal
pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
1.
Kode etik profesi memberikan pedoman
bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui
suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
2.
Kode etik profesi merupakan sarana
kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa
etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga
dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).
3.
Kode etik profesi mencegah campur
tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana
profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
4.
Isu-Isu Pokok Etika Komputer
·
Kejahatan Komputer
Kejahatan yang dilakukan dengan
computer sebagai basis teknologinya.
Virus, spam, penyadapan, carding,
Denial of Services ( DoS ) / melumpuhkan target
·
Cyber ethics
Implikasi dari INTERNET (
Interconection Networking ), memungkinkan pengguna IT semakin meluas, tak
terpetakan, tak teridentifikasi dalam dunia anonymouse.
·
E-commerce
Otomatisasi bisnis dengan internet
dan layanannya, mengubah bisnis proses yang telah ada dari transaksi
konvensional kepada yang berbasis teknologi, melahirkan implikasi
negative; bermacam kejahatan, penipuan, kerugian karena ke-anonymouse-an
tadi.
- Pelanggaran HAKI : Masalah pengakuan hak atas kekayaan intelektual. Pembajakan, cracking, illegal software dst.
- Tanggung jawab profesi : Sebagai bentuk tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas yang akan saling menghormati. Misalnya IPKIN ( Ikatan Profesi Komputer & Informatika-1974 )
5.syarat profesional
1. Menguasai pekerjaan
Seseorang layak disebut professional apabila ia tahu betul apa yang
harus ia kerjakan. Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan
dengan hasil yang dicapai. Dengan kata lain, seorang professional tidak hanya
pandai memainkan kata-kata secara teoritis, tapi juga harus mampu
mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Ia memakai ukuran-ukuran yang jelas,
apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak. Untuk menilai apakah
seseorang menguasai pekerjaannya, dapat dilihat dari tiga hal yang pokok, yaitu
bagaimana ia bekerja, bagaimana ia mengatasi persoalan, dan bagaimana ia akan
menguasai hasil kerjanya.
Seseorang yang menguasai pekerjaan akan tahu betul seluk beluk dan
liku-liku pekerjaannya. Artinya, apa yang dikerjakannya tidak cuma
setengah-setengah, tapi ia memang benar-benar mengerti apa yang ia kerjakan.
Dengan begitu, maka seorang profesional akan menjadikan dirinya sebagai problem solver (pemecah persoalan),
bukannya jadi trouble maker (pencipta
masalah) bagi pekerjaannya.
2. Mempunyai loyalitas
Loyalitas bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam
melakukan pekerjaannya, ia bersikap total. Artinya, apapun yang ia kerjakan
didasari oleh rasa cinta. Seorang professional memiliki suatu prinsip hidup
bahwa apa yang dikerjakannya bukanlah suatu beban, tapi merupakan panggilan
hidup. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja sungguh-sungguh.
Loyalitas bagi seorang profesional akan memberikan daya dan kekuatan
untuk berkembang dan selalu mencari hal-hal yang terbaik bagi pekerjaannya.
Bagi seorang profesional, loyalitas ini akan menggerakkan dirinya untuk dapat
melakukan apa saja tanpa menunggu perintah. Dengan adanya loyalitas seorang
professional akan selalu berpikir proaktif, yaitu selalu melakukan usaha-usaha
antisipasi agar hal-hal yang fatal tidak terjadi.
3. Mempunyai integritas
Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi
prinsip dasar bagi seorang profesional. Karena dengan integritas yang tingi,
seorang profesional akan mampu membentuk kehidupan moral yang baik. Maka,
tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang professional tak cukup
hanya cerdas dan pintar, tapi juga sisi mental. Segi mental seorang
professional ini juga akan sekaligus menentukan kualitas hidupnya. Alangkah
lucunya bila seseorang mengaku sebagai profesional, tapi dalam kenyataanya ia
seorang koruptor atau manipulator ?
Integritas yang dipunyai oleh seorang professional akan membawa kepada
penyadaran diri bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani harus tetap
menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Karena tanpa mempunyai
integritas yang tinggi, maka seorang professional hanya akan
terombang-ambingkan oleh perubahan situasi dan kondisi yang setiap saat bisa
terjadi. Di sinilah intregitas seorang professional diuji, yaitu sejauh mana ia
tetap mempunyai prinsip untuk dapat bertahan dalam situasi yang tidak menentu.
4. Mampu bekerja keras
Seorang profesional tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan
dan kelemahan. Maka, dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, seorang
professional tidak dapat begitu saja mengandalkan kekuatannya sendiri.
Sehebat-hebatnya seorang profesional, pasti tetap membutuhkan kehadiran orang
lain untuk mengembangkan hidupnya. Di sinilah seorang professional harus mampu
menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Dalam hal ini, tak benar bila
jalinan kerja sama hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu. Seorang
profesional tidak akan pernah memilih-milih dengan siapa ia akan bekerja sama.
Seorang profesional akan membuka dirinya lebar-lebar untuk mau
menerima siapa saja yang ingin bekerja sama. Maka tak mengherankan bila disebut
bahwa seorang profesional siap memberikan dirinya bagi siapa pun tanpa pandang
bulu. Untuk dapat mewujudkan hal ini, maka dalam diri seorang profesional harus
ada kemauan menganggap sama setiap orang yang ditemuinya, baik di lingkungan
pekerjaan, sosial, maupun lingkungan yang lebih luas.
Seorang profesional tidak akan merasa canggung atau turun harga diri
bila ia harus bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin secara status lebih
rendah darinya. Seorang profesional akan bangga bila setiap orang yang
mengenalnya, baik langsung maupun tidak langsung, memberikan pengakuan bahwa ia
memang seorang profesional. Hal ini bisa dicapai apabila ia mampu mengembangkan
dan meluaskan hubungan kerja sama dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.
5. Mempunyai Visi
Seorang profesional harus mempunyai visi atau pandangan yang jelas
akan masa depan. Karena dengan adanya visi tersebut, maka ia akan memiliki
dasar dan landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya.
Dengan mempunyai visi yang jelas, maka seorang profesional akan memiliki rasa
tanggung jawab yang besar, karena apa yang dilakukannya sudah dipikirkan
masak-masak, sehingga ia sudah mempertimbangkan resiko apa yang akan
diterimanya.
Tanpa adanya visi yang jelas, seorang profesional bagaikan “macan
ompong”, dimana secara fisik ia kelihatan tegar, tapi sebenarnya ia tidak
mempunyai kekuatan apa-apa untuk melakukan sesuatu, karena tidak mempunyai arah
dan tujuan yang jelas. Dengan adanya visi yang jelas, seorang profesional akan
dengan mudah memfokuskan terhadap apa yang ia pikirkan, lakukan, dan ia
kerjakan.
Visi yang jelas juga memacunya menghasilkan prestasi yang maksimal,
sekaligus ukuran yang jelas mengenai keberhasilan dan kegagalan yang ia capai.
Jika gagal, ia tidak akan mencari kambing hitam, tapi secara dewasa mengambil
alih sebagai tanggung jawab pribadi dan profesinya.
6. Mempunyai kebanggaan
Seorang profesional harus mempunyai kebanggaan terhadap profesinya.
Apapun profesi atau jabatannya, seorang profesional harus mempunyai penghargaan
yang setinggi-tingginya terhadap profesi tersebut. Karena dengan rasa bangga
tersebut, ia akan mempunyai rasa cinta terhadap profesinya.
Dengan rasa cintanya, ia akan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
apa yang dilakukannya. Komitmen yang didasari oleh munculnya rasa bangga
terhadap profesi dan jabatannya akan menggerakkan seorang profesional untuk
mencari dan hal-hal yang lebih baik, dan senantiasa memberikan kontribusi yang
besar terhadap apa yang ia lakukan.
7. Mempunyai komitmen
Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga
profesionalismenya. Artinya, seorang profesional tidak akan begitu mudah
tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Dengan
komitmen yang dimilikinya, seorang akan tetap memegang teguh nilai-nilai
profesionalisme yang ia yakini kebenarannya.
Seseorang tidak akan mengorbankan idealismenya sebagai seorang
profesional hanya disebabkan oleh hasutan harta, pangkat dan jabatan. Bahkan
bisa jadi, bagi seorang profesional, lebih baik mengorbankan harta, jabatan,
pangkat asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya tidak hilang.
Memang, untuk membentuk komitmen yang tinggi ini dibutuhkan
konsistensi dalam mempertahankan nilai-nilai profesionalisme. Tanpa adanya
konsistensi atau keajekan, seseorang sulit menjadikan dirinya sebagai
profesional, karena hanya akan dimainkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi.
8. Mempunyai Motivasi
Dalam situasi dan kondisi apa pun, seorang professional tetap harus
bersemangat dalam melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya,
seburuk apa pun kondisi dan situasinya, ia harus mampu memotivasi dirinya
sendiri untuk tetap dapat mewujudkan hasil yang maksimal.
Dapat dikatakan bahwa seorang professional harus mampu menjadi motivator bagi dirinya sendiri. Dengan
menjadi motivator bagi dirinya sendiri, seorang professional
dapat membangkitkan kelesuan-kelesuan yang disebabkan oleh situasi dan kondisi
yang ia hadapi. Ia mengerti, kapan dan di saat-saat seperti apa ia harus
memberikan motivasi untuk dirinya sendiri.
Dengan memiliki motivasi tersebut, seorang professional akan tangguh
dan mantap dalam menghadapi segala kesulitan yang dihadapinya. Ia tidak mudah
menyerah kalah dan selalu akan menghadapi setiap persoalan dengan optimis.
Motivasi membantu seorang professional mempunyai harapan terhadap setiap waktu
yang ia lalui, sehingga dalam dirinya tidak ada ketakutan dan keraguan untuk
melangkahkan kakinya.
6.
Berikut ini merupakan daftar beberapa profesi di bidang IT beserta deskripsi
sederhananya.
1. Programmer/Developer
Profesi
programmer/developer adalah profesi yang paling sering terdengar, karena
profesi ini sudah ada sejak diciptakannya komputer itu sendiri. Profesional
dalam bidang software development dan consulting umumnya pernah meniti karir
sebagai seorang programmer. Keahlian dalam algoritma dan penguasaan terhadap
salah satu atau beberapa bahasa memprograman mutlak diperlukan oleh seorang
programmer. Programer adalah profesi inti dan tulang punggung dalam software
development karena tidak akan terwujud sebuah software aplikasi tanpa adanya
programmer, sedangkan tanpa didukung profesi lainnya, seorang programmer dapat
membuat sebuah aplikasi yang berguna walaupun dengan cakupan terbatas.
Berdasarkan
jenis programming dan output yang dihasilkan, programmer sendiri ada beberapa
macam yaitu:
1.1.Hardware Programmer
Hardware programmer sebenarnya adalah bagian dari hardware engineer. Sesuai namanya, mereka melakukan programming secara low level terhadap hardware, misalnya mikrokontroler, embeded sistem, PLC atau device lainnya. Pada awal diciptakannya komputer, programmer jenis ini lebih dominan karena cara memprogram komputer waktu itu mirip dengan cara memprogram mikrokontroller saat ini. Bahasa yang digunakan dulunya adalah bahasa mesin tetapi saat ini cenderung digunakan bahasa assembly dan C.
Hardware programmer sebenarnya adalah bagian dari hardware engineer. Sesuai namanya, mereka melakukan programming secara low level terhadap hardware, misalnya mikrokontroler, embeded sistem, PLC atau device lainnya. Pada awal diciptakannya komputer, programmer jenis ini lebih dominan karena cara memprogram komputer waktu itu mirip dengan cara memprogram mikrokontroller saat ini. Bahasa yang digunakan dulunya adalah bahasa mesin tetapi saat ini cenderung digunakan bahasa assembly dan C.
1.2. System Programmer
Dalam pekerjaannya, system programmer menggunakan low level dan medium level language. Biasanya mereka dipekerjakan dalam pengembangan sistem operasi dan modul-modul pendukungnya. Para pengembangan driver untuk periferal dan programming dalam SIM/UIM card juga digolongkan ke programmer jenis ini. Perbedaan system programmer dengan hardware programmer adalah: System programmer bekerja pada tahap pengembangan suatu platform / sistem operasi atau yang terkait erat dengannya untuk dijadikan sebagai landasan (platform) bagi pengembangan selanjutnya, sedangkan hardware programmer bekerja pada tahap implementasi suatu produk agar sesuai dengan requirement end user. Programmer jenis ini biasa menggunakan bahasa Assembly, C/C++ dan kemungkinan C# dikemudian hari bila sistem operasi yang menggunakan managed code (.Net) benar-benar diluncurkan.
Dalam pekerjaannya, system programmer menggunakan low level dan medium level language. Biasanya mereka dipekerjakan dalam pengembangan sistem operasi dan modul-modul pendukungnya. Para pengembangan driver untuk periferal dan programming dalam SIM/UIM card juga digolongkan ke programmer jenis ini. Perbedaan system programmer dengan hardware programmer adalah: System programmer bekerja pada tahap pengembangan suatu platform / sistem operasi atau yang terkait erat dengannya untuk dijadikan sebagai landasan (platform) bagi pengembangan selanjutnya, sedangkan hardware programmer bekerja pada tahap implementasi suatu produk agar sesuai dengan requirement end user. Programmer jenis ini biasa menggunakan bahasa Assembly, C/C++ dan kemungkinan C# dikemudian hari bila sistem operasi yang menggunakan managed code (.Net) benar-benar diluncurkan.
1.3. Application Programmer
Bagi yang sering mendengar profesi “Application Developer”, “Software Developer”, “Web Developer”, “Enterprise Developer” atau “Developer” saja, profesi-profesi tersebut tergolong sebagai Application programmer. Programmer jenis inilah yang paling banyak dan populer di dunia kerja terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan karena aplikasi adalah jenis software yang paling banyak di gunakan.
Perbedaan istilah “application” dengan “software”. Singkatnya, dalam dunia IT, yang disebut application sudah pasti adalah sebuah software, sedangkan software belum tentu sebuah application. Software yang bukan termasuk aplikasi contohnya adalah operating system, device driver, protocol dll. Sedangkan yang dikenal sebagai aplikasi adalah software seperti office suite, image editor, games, sistem informasi retail/swalayan, sistem informasi pendidikan, sistem informasi hotel/retaurant, sistem informasi manajeman gudang, sistem informasi logistik, ERP (Enterprise Resource Planning), SCM (Suply Chain Managemant), CRM (Customer Relationship Managemant) , sistem bank, sistem airline dan masih banyak lainnya.
Dalam pekerjaannya, application programmer menggunakan high level language seperti Java, C#, Visual Basic (VB), VB.Net, Delphi, PHP dll. Dengan menggunakan high level language, proses pengembangan akan lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan customer yang terus berkembang dengan cepat.
Dalam hal cakupan keahlian yang dibutuhkan, secara kasar jenis aplikasi dapat dibagi menjadi:
Bagi yang sering mendengar profesi “Application Developer”, “Software Developer”, “Web Developer”, “Enterprise Developer” atau “Developer” saja, profesi-profesi tersebut tergolong sebagai Application programmer. Programmer jenis inilah yang paling banyak dan populer di dunia kerja terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan karena aplikasi adalah jenis software yang paling banyak di gunakan.
Perbedaan istilah “application” dengan “software”. Singkatnya, dalam dunia IT, yang disebut application sudah pasti adalah sebuah software, sedangkan software belum tentu sebuah application. Software yang bukan termasuk aplikasi contohnya adalah operating system, device driver, protocol dll. Sedangkan yang dikenal sebagai aplikasi adalah software seperti office suite, image editor, games, sistem informasi retail/swalayan, sistem informasi pendidikan, sistem informasi hotel/retaurant, sistem informasi manajeman gudang, sistem informasi logistik, ERP (Enterprise Resource Planning), SCM (Suply Chain Managemant), CRM (Customer Relationship Managemant) , sistem bank, sistem airline dan masih banyak lainnya.
Dalam pekerjaannya, application programmer menggunakan high level language seperti Java, C#, Visual Basic (VB), VB.Net, Delphi, PHP dll. Dengan menggunakan high level language, proses pengembangan akan lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan customer yang terus berkembang dengan cepat.
Dalam hal cakupan keahlian yang dibutuhkan, secara kasar jenis aplikasi dapat dibagi menjadi:
- Desktop Application (aplikasi yang berwujud Windows Form, WPF, XWindows atau jenis GUI lainnya yang berjalan di O/S masing-masing)
- Web Application (aplikasi yang user interface-nya berwujud HTML dan diakses dengan web browser, biasa dikembangkan dengan framework PHP, ASP.Net, Java, Spring, Ruby on Rails dll )
- Database Application (aplikasi yang memerlukan akses ke database menggunakan teknologi seperti ADO.Net, OLEDB, ODBC, JDBC, ORM, Hibernate dll)
- Distributed Application (aplikasi terdistribusi/server service seperti Web Service, J2EE, WCF, COM+ dll)
Walaupun digolongkan dalam ke empat macam keahlian
tersebut, seringkali seorang application programmer harus memiliki keahlian di
beberapa jenis aplikasi untuk dapat menghasilkan aplikasi yang berguna.
Contohnya: Web programmer harus memiliki kemampuan dalam web application dan
database application untuk dapat mengembangkan aplikasi web yang memerlukan
database sebagai penyimpanan data. Tidak sedikit pula programmer yang memiliki
keahlian di seluruh jenis aplikasi sehingga sering disebut disebut enterprise
application developer.
Programmer/Developer:
Tugas:
- Membangun/mengembangkan software terutama pada tahap construction dengan melakukan coding dengan bahasa pemprograman yang ditentukan
- Mengimplementasikan requiremant dan desain proses bisnis ke komputer dengan menggunakan algoritma /logika dan bahasa pemprograman
- Melakukan testing terhadap software bila diperlukan
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai Algoritma dan logika pemprograman (ini penting sekali)
- Memahami metode, best practice dan tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design pattern, UML (kemampuan membaca dan menerapkan)
- Menguasai salah satu atau beberapa bahasa pemprograman populer seperti C++, VB, PHP, C#, Java, Ruby dll (untuk web developer perlu juga menguasai HTML, DHTML, CSS, JavaScript dan AJAX)
- Memahami RDBMS dan SQL (Structured Query Language)
- Menguasai bahasa Inggris (hal ini sangat penting saat ini karena bahasa en-US merupakan bahasa ibu di dunia IT)
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
2. System Analyst
Seiring dengan
berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kebutuhan aplikasi komputer semakin kompleks.
Ada kalanya proses bisnis dan permasalahan dalam suatu organisasi cukup
kompleks untuk dijabarkan secara langsung ke sebuah software aplikasi. Biasanya
para manajer/direksi perusahaan memahami secara detail mengenai proses bisnis
di perusahaannya, misalnya dari sejak procurement, purchasing, manufacturing,
warehousing, marketing, accounting dll, tetapi mereka biasanya kurang memahami
mengenai bagaimana implementasinya secara teknis dalam software aplikasi.
Kemudian seorang programmer biasanya terlalu berkutat dengan coding, algoritma
dan hal-hal yang technical sehingga kadang mengalami kesulitan dalam memahami
proses bisnis menyeluruh yang umumnya terjadi di organisasi/perusahaan
tertentu.
Kita sering
mendengar istilah Programmer Analyst
atau Analyst Programmer. Kedua
profesi ini terdengar mirip, hanya saja dominasi pekerjaannya yang lebih
ditekankan untuk diletakkan di depan istilah tersebut. Programmer Analyst
adalah seorang programmer yang kadang kala bekerja sebagai system analyst
tetapi dengan porsi yang lebih sedikit daripada sebagai programmer. Begitu pula
sebaliknya untuk Analyst Programmer. Saya tidak bisa memastikan apakah
penggunaan istilah itu benar secara bahasa tetapi profesi/posisi semacam itu
memang ada di dunia kerja dan dicantumkan dalam iklan lowongan pekerjaan.
System Analyst:
Tugas:
- Membangun/mengembangkan software terutama pada tahap requirement, design dan sebagian dalam tahap construction/implementation
- Membuat dokumen requiremant dan desain software berdasarkan proses bisnis customer/client
- Membuat proposal dan mempresentasikannya di hadapan stake holder / customer / client
- Membuat desain database bila aplikasi yang akan di bangun memerlukan database
- Membangun/mengembangkan framework/library untuk digunakan dalam pengembangan software oleh programmer
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer
- Menguasai metode, best practice pemprograman dan tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design pattern, UML (kemampuan membangun/mendesain)
- Menguasai SQL, ERD dan RDBMS secara lebih mendalam
- Memahami tentang arsitektur aplikasi dan teknologi terkini
Latar Belakang:
Ilmu Komputer,
Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
3. Software Quality Assurance Engineer
Software Quality
Assurance (SQA) engineer mungkin agak jarang terdengar di dunia kerja. Hal ini
mungkin karena di Indonesia belum banyak lowongan kerja yang mencantumkan
posisi ini. , resiko
project yang ditanganinya akan semakin kecil. Dengan begitu perusahaan dengan
level CMMI yang tinggi dianggap sudah mapan dan dipercaya untuk mengerjakan
proyek-proyek besar. Salah satu tugas SQA engineer adalah mengusahakan agar
perusahaannya lulus sertifikasi CMMI di level tertentu.
Software Quality Assurance Engineer:
Tugas:
1.
Memonitor jalannya proyek software development apakah sudah sesuai dengan
standar dan prosedur yang ada
2.
Merancang dan membuat test case / skenario software testing
3.
Melakukan testing sesuai dengan test case / scenario
4.
Merumuskan dan merancang peningkatkan efisiensi dan efektifitas standar proses
yang digunakan
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang berhubungan dengan software testing (test plan, test case, testing automation, functionality testing, regression testing dll)
- Memahami tentang perinsip kerja software sesuai dengan platformnya masing-masing
- Memahami tentang SDLC dan metodologi software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
- Memahami standarisasi seperti CMMI
- Menguasai penulisan dokumen dan komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Ilmu Komputer,
Teknik Informatika, Manajemen Informatika
4. Software Engineer
Profesi software
engineer sebenarnya ada kemiripannya dengan profesi programmer, system analyst
ataupun SQA engineer. Yang membedakannya adalah software engineer memerlukan
keahlian lebih mendalam dalam hal SDLC
(Software Development Life Cycle) yaitu seluruh proses yang harus
dijalani dalam pengembangan software. Pada level tertentu, seorang software
engineer juga harus menguasai manajeman proyek software development. Salah satu
standar SDLC yang umum digunakan dalam software engineering adalah SWEBOK (Software Engineering Body of
Knowledge).
Kemampuan untuk menguasai seluruh disiplin dalam SDLC tidak membuat software engineer selalu lebih unggul daripada programmer, system analyst atau SQA engineer. Pada tingkatan yang sama, misalnya pengalaman kerja 5 tahun, seorang sistem analyst tentunya lebih ahli dalam menangkap requirement dan bisnis proses serta membuat proposal. Seorang programmer tentunya lebih menguasai secara mendalam bahasa pemprograman dan IDE (Integrated Development Environment) tools serta trik-trik tertentu dalam bahasa pemprograman. Seorang SQA engineer lebih menguasai software testing dan quality assurance. Diluar hal itu, semuanya bergantung pada pribadi masing-masing dalam mengembangkan keahliannya di profesi apapun.
Kemampuan untuk menguasai seluruh disiplin dalam SDLC tidak membuat software engineer selalu lebih unggul daripada programmer, system analyst atau SQA engineer. Pada tingkatan yang sama, misalnya pengalaman kerja 5 tahun, seorang sistem analyst tentunya lebih ahli dalam menangkap requirement dan bisnis proses serta membuat proposal. Seorang programmer tentunya lebih menguasai secara mendalam bahasa pemprograman dan IDE (Integrated Development Environment) tools serta trik-trik tertentu dalam bahasa pemprograman. Seorang SQA engineer lebih menguasai software testing dan quality assurance. Diluar hal itu, semuanya bergantung pada pribadi masing-masing dalam mengembangkan keahliannya di profesi apapun.
Software Engineer:
Tugas:
Tugas:
- Melakukan tugas-tugas programmer, system analyst dan sebagian tugas SQA engineer
- Merekomendasikan dan menerapkan metodologi terbaik dalam sebuah proyek software development
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer, system analyst dan SQA engineer (dalam porsi yang lebih sedikit)
- Menguasai SDLC berdasarkan SWEBOK (requirement, design, implementation/construction, testing, maintenance)
- Menguasai metodologi software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
Latar Belakang:
Ilmu Komputer,
Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
5. Database Administrator (DBA)
Profesi Database Administrator (DBA) terkait
erat dengan programmer dan system analyst. Seorang DBA biasanya pernah menjadi
seorang programmer tetapi pekerjaannya lebih sering berkaitan dengan database.
Perbedaannya dengan database application programmer adalah seorang DBA memiliki
keahlian lebih mendalam dalam hal desain, optimasi dan manajemen RDBMS (Relational Database Managemant System)
tertentu seperti Oracle, SQL Server, MySQL dll. Seorang System Administrator berlatar belakang computer system
& networking Seorang DBA sebenarnya berlatar belakang software development.
Dua hal tersebut bagaikan jalan bercabang yang harus dipilih oleh seorang profesional
IT di awal karirnya.
Database Administrator:
Tugas:
Tugas:
- Merancang dan membangun database dalam sebuah system
- Merekomendasikan solusi terbaik dalam implementasi database baik dalam hal software maupun hardware
- Memaintain database agar dapat berjalan dengan baik dan optimal
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai ERD, SQL dan desain database secara mendalam
- Menguasai berbagai teknik optimalisasi/tuning, backup dan maintain database
- Menguasai secara mendalam salah satu atau lebih RDBMS beserta tools yang ada.
- Memahami tentang salah satu platform/bahasa pemprograman untuk mengakses database
- Menguasai teknologi server, storage, operating system yang berkaitan dengan implementasi database
Latar Belakang:
Manajemen
Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer
6. Software Architect
Software
architect atau kadang disebut juga sebagai Technical Architect biasanya bekerja
di perusahaan software development yang memiliki produk-produk software yang
cukup besar dan kompleks. software architect bertugas untuk mendesain dan
merekomendasikan secara technical mengenai bagaimana dan apa yang diperlukan
dalam mengembangkan produk software tersebut. Keahlian
utama seorang software architect adalah dalam bidang software design dan
software development technology.
Software Architect:
Tugas:
- Merekomendasikan teknologi yang paling cocok untuk mengembangkan produk software
- Membuat standar-standar software development yang akan digunakan oleh tim programmer / developer
- Membuat rancangan/desain software dan proses pengembangannya secara keseluruhan
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer, system analyst dan software engineer
- Menguasai secara mendalam tentang software development technology
- Menguasai penulisan dokumen dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Teknik
Informatika, Ilmu Komputer, Manajemen Informatika
7. Software Implementer
Software
implementer kadang desebut sebagai “Implementer”
atau “Software Support”. Profesi
ini kedengarannya mirip dengan “System
Support” di dunia Computer System & Networking (lihat di “Profesi di
dunia IT Bagian 1″). seorang software implementer/support dibutuhkan dalam
implementasi software yang cukup besar dan kompleks seperti software perbankan,
asuransi, airline dll
Software Implementer / Support
Tugas:
- Melakukan instalasi/implementasi serta setting produk software di sisi client/customer
- Memelihara dan memastikan software yang sudah diimplementasikan berjalan dengan baik
- Melakuakan troubleshooting terhadap produk software
- Memberikan pelatihan (training) kepada para pengguna software
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai secara mendalam produk software yang akan diimplementasikan
- Menguasai teknologi platform / sistem poperasi/ middleware (bila ada) yang dibutuhkan oleh produk software yang disupport
- Memahami insalasi, setting & troubleshooting produk software yang diimplementasikan
Latar Belakang:
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
8. Technical Consultant
Technical
Consultan atau kadang disebut sebagai “Consultant”
saja sesuai namanya bekerja sebagai konsultan IT. Tugas utama seorang konsultan
adalah merekomendasika solusi teknologi IT terbaik untuk memecahkan masalah
yang ada. Technical consultant akan diperlukan lagi bila
ada perubahan proses bisnis, modifikasi atau penambahan modul yang cukup
kompleks dalam software tersebut
Technical Consultant:
Tugas:
Tugas:
- Memberikan konsultansi/rekomendasi mengenai solusi IT terbaik untuk memecahkan masalah
- Membuat dokumen seperti proposal, requirement dan desain software secara umum
- Melakukan pelatihan (training) kepada para pengguna software
Keahlian yang Diperlukan:
- Berpengalaman dan menguasai berbagai macam proses bisnis enterprise atau jenis bisnis terentu
- Menguasai teknologi IT secara luas
- Menguasai secara mendalam tentang solusi software yang direkomendasikan
- Menguasai penulisan dokumen dan komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
9. User Interface Designer
Mungkin anda
agak jarang mendengar nama profesi seperti ini karena memang istilah ini jarang
digunakan. Ada iklan lowongan pekerjaan yang menggunakan istilah “User Interface Designer”, tetapi
lebih sering digunakan istilah “Web
Designer” untuk posisi tersebut.
Profesi yang
terakhir ini memang agak sedikit berbeda dengan profesi-profesi sebelumnya
karena orang-orang sukses di bidang ini umumnya memiliki bakat seni sekaligus
kemampuan technical. Seorang user interface designer harus dapat membuat desain
web yang manis, serasi, user friendly tetapi tetap efisien karena Internet
memiliki bandwidth yang terbatas. Karena profesional di bidang ini lebih sering
dipekerjakan dalam web development, maka profesi ini lebih sering disebut
sebagai web designer.
Selain menguasai
programming terutama web programming, seorang web designer juga harus menguasai
tools dalam image design dan animasi seperti produk-produk Adobe/Macromedia,
Corel dll. Dalam web development, user interface designer bekerja bahu-membahu
dengan web programmer/developer untuk menghasilkan aplikasi web yang baik dalam
hal tampilan dan fungsionalitas. Tampilan yang baik, menarik dan user friendly
akan membuat aplikasi web tersebut dinilai lebih bermutu.
Kadang kala user interface designer juga disertakan dalam proyek-proyek non web, misalnya untuk membuat design icon, splash screen, logo dll. Contohnya, dewasa ini di platform Microsoft.Net dikenal adanya teknologi WPF (Windows Presentation Foundation). Dengan menggunakan teknologi ini, desain tampilan aplikasi desktop dapat dipisahkan dengan coding-nya. Seorang user interface designer dapat bekerja pada desain tampilan menggunakan XAML, sedangkan programmer/developer mengerjakan coding-nya di code-behind menggunakan C# atau VB.Net. Karena itulah profesi ini menurut saya lebih tepat dinamakan user interface designer.
Kadang kala user interface designer juga disertakan dalam proyek-proyek non web, misalnya untuk membuat design icon, splash screen, logo dll. Contohnya, dewasa ini di platform Microsoft.Net dikenal adanya teknologi WPF (Windows Presentation Foundation). Dengan menggunakan teknologi ini, desain tampilan aplikasi desktop dapat dipisahkan dengan coding-nya. Seorang user interface designer dapat bekerja pada desain tampilan menggunakan XAML, sedangkan programmer/developer mengerjakan coding-nya di code-behind menggunakan C# atau VB.Net. Karena itulah profesi ini menurut saya lebih tepat dinamakan user interface designer.
User Interface Designer:
9.Model dan contoh pelanggaran kode etik
Factor penyebab pelanggaran kode etik profesi IT1. Tidak berjalannya control dan pengawasan diri masyarakat
2. Organisasi profesi tidak di lengkapi denga sarana dan mekanisme bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan
3. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak prepesi sendiri
4. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi IT untuk menjaga martabat luhur profesinya
5. Tidak adanya kesadaran etis da moralitas diantara para pengemban profesi TI untuk menjaga martabat luhur profesinya.
Solusi yaitu adanya kesadaran hukum.kesadaran hokum menurut Soerjono Sokanto (1988) menyebutkan bahwa ada lima unsur penegakan hukum artinya untuk mengimplementasikan penegak hukum di Indonesia sangat dipengaruhi 5 faktor :
1. undang2
2. mentalitas aparat penegak hukum
3. perilaku masyarakat
4. sarana
5. kultur.
Jenis – Jenis pelanggaran hak cipta dan cara menangulangi pelanggaran hak cipta
Adapun beberapa jenis pelanggaran hak cipta antara lain:- Membajak
- Mengkopi / menyalin ciptaan hak cipta
- mengadaptasi ciptaan orang lain untuk dibuat hak cipta baru
- dll
- dibuatnya undang oleh pemerintah tentang hak cipta
- dibentuknya Tim Nasional Penanggulangan Pelanggaran HKI oleh pemerintah yang pada pokoknya bertugas merumuskan kebijakan nasional penanggulangan pelanggaran HKI, menetapkan langkah-langkah nasional dalam menanggulangi pelanggaran HKI, serta melakukan koordinasi sosialisasi dan pendidikan di bidang HKI guna penanggulangan pelanggaran HKI.
- dll
Etika bisnis dan
E-commerce
Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan
dengan ”kebaikan (rightness)” atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku
manusia. Dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak
dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik atau buruk.
Sedangkan Penentuan baik dan buruk adalah suatu masalah selalu berubah. Etika
bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan
segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang
etik. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia yang berbeda sudah saatnya
dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara
etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan
yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah competitive
advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etik penting diperlukan
untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar